Hari Ayah Nasional dirayakan setiap tahunnya pada 12 November. Di Indonesia, Hari Ayah memang tak sepopuler perayaan Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember.
Namun, sejak empat tahun silam, Hari Ayah Nasional mulai diperkenalkan dan diperingati setiap tahun.
Sejarah Hari Ayah Nasional ini lahir saat Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP), sebuah paguyuban satu hati lintas agama dan budaya, mengadakan 'Sayembara Menulis Surat untuk Ibu' di Solo, Jawa Tengah pada 2014.
Sebagaimana tertulis di laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), respons peserta cukup baik. Peserta datang dari kalangan anak-anak mulai dari SD hingga SMA, juga kalangan mahasiswa dan umum. Sekitar 70 surat terbaik kemudian dikumpulkan dan menjadi sebuah buku.
Ada pertanyaan yang cukup menggelitik peserta, sebab selama ini 'hanya' sosok ibu yang mendapat 'jatah' hari peringatan, tidak begitu dengan ayah.
"Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi," tanya para peserta kala itu.
Dari pertanyaan itu, PPIP kemudian mencari tahu tentang kapan peringatan Hari Ayah. Bahkan paguyuban juga melakukan audiensi dengan DPRD kota Surakarta. Namun, keinginan untuk menetapkan Hari Ayah belum mendapat jawaban memuaskan saat itu.
Setelah kembali melakukan kajian panjang, PPIP akhirnya menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia pertama kalinya di Solo pada 2016. Sejak itu, tanggal 12 November pun ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional.
Melihat dari sejarah, Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, mengatakan bahwa itu menjadi cermin tentang pentingnya peran Ayah bagi anak.
"Kita tersadar betapa peran Ayah sangat didambakan dan dirindukan anak anak. Meski Ayah sedari pagi berangkat mencari nafkah dan pulang ketika matahari sudah tenggelam. Anak anak tetap memperhatikan ayahnya," tulisnya dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (12/11).
Jasra kemudian memaparkan bahwa Hari Ayah memang tidak sepopuler Hari Ibu. Secara sederhana, menurutnya itu dilatari karena anak dilahirkan dari rahim seorang Ibu dan dalam perkembangan awal, anak sangat menggantungkan peran dari seorang Ibu.
"Untuk itulah Hari Ibu disambut antusias oleh anak anak. Rasa berterima kasih tak berkesudahan dirasakan anak anak untuk Ibunya, sehingga sampai ada bahasa Kasih Sayang Ibu sepanjang masa dan kasih sayang anak sepanjang galah," paparnya
"Sehingga, anak anak lebih merasakan kehadiran sosok Ibunya. Sehingga perayaan Hari Ibu lebih mudah di gerakkan dan massif di selenggarakan."
Meski demikian, kata Jasra, peran ayah tak bisa diabaikan begitu saja. Dia mengatakan bahwa seorang anak pada kenyataannya membutuhkan figur Ayah dan Ibu dalam pertumbuhannya, meski mereka berpisah sekalipun.
"Lain dengan orangtua ketika bercerai disebut duda dan janda, mereka kembali menjadi peran tunggal. Tapi untuk anak ketika berpisah dengan oran tuanya 'tidak ada istilahnya' bahkan tidak disebut bekas anak atau orangtua. Artinya anak membawa itu seumur hidupnya," katanya.
Deklarasi yang dilakukan bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ini kemudian membawa semboyan 'Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya'.
Pada waktu bersamaan, deklarasi Hari Ayah juga diinisiasi di Maumere, Flores, NTT. Sebuah buku berjudul 'Kenangan untuk Ayah' diluncurkan. Buku itu berisi 100 surat anak Nusantara yang dipilih dari 'Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.'
Usai deklarasi, buku dan piagam deklarasi dikirim ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta empat bupati di empat penjuru Indonesia yakni, Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote.
Di negara lain, Hari Ayah sudah mulai diperingati sejak awal abad ke-12 dengan makna sebagai hari untuk menghormati ayah.
Peringatan Hari Ayah di Amerika dan lebih dari 75 negara lain seperti Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Turki, Pakistan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filipina dan Hongkong dirayakan pada hari Minggu di pekan ke tiga bulan Juni.
Dalam peringatan itu, biasanya dirayakan dengan pemberian hadiah kepada ayah dan acara keluarga untuk menghormati ayah sebagai tulang punggung, sandaran dan pelindung dalam sebuah rumah tangga.