Selasa, 09 Agustus 2022

PERKEMBANGAN HISTORIS, KONSEP, PRINSIP DAN PROSEDUR TEKNOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN

PERKEMBANGAN HISTORIS, KONSEP, PRINSIP DAN PROSEDUR TEKNOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN

Progam Studi Pendidikan Agama Kristen 

 IAKN Tarutung, Jln. Km.11 Silangkitang

 guloyaatulo18@gmail.com


PENDAHULUAN

Perkembangan merupakan perubahan yang dapat dikatakan sebagai menujunya ke tingkat yang lebih maju. Seperti dalam perkembangan teknologi pada jaman sekarang sangat berbeda dengan teknologi pada jaman dahulu kala. Dimana pada jaman sekarang banyak anak-anak yang kecanduan untuk main HP. Sedangkan pada jaman dahulu, HP hanya berfungsi sebagai alat komunikasi untuk sanak saudara yang berjauhan

Berkembangnya suatu teknologi bertujuan untuk menjadikan suatu pembelajaran agar terlihat lebih unik dan menarik. Agar pada saat proses pembelajaran siswa tidak merasa bosan dan tetap menikmati setiap pembelajarannya. Selain itu juga dapat meningkatkan daya tarik tersendiri untuk siswa agar berfikir secara kreativitas dan logis.Teknologi pembelajaran saat ini sangat berpengaruh terhadap siswa. Karena jika tidak adanya suatu teknologi yang digunakan dalam pembelajaran akan mengakibatkan situasi di kelas akan merasa monoton tidak ada daya tarik terhadap siswa itu sendiri.

Maka, sekarang terdapat berbagai jenis teknologi yang digunakan dalam penyampaian pembelajaran dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. berbagai teknologi mempunyai cara atur tersendiri dan mempunyai manfaat yang sama yaitu untuk mempermudah dalam menyampaikan pembelajaran. dalam paper ini kita akan membahas tentang perkembangan historis, konsep, prinsip dan prosedur teknologi pendidikan/pembelajaran.

 

 

 

 

PEMBAHASAN

1)      Historis Teknologi Pendidikan

Awal mula teknologi pembelajaran sudah dikenal oleh banyak orang dari ribuan tahun lalu. Tepatnya pada tahun 1951, teknologi pembelajaran di Indonesia sudah mulai berkembang. Teknologi pembelajaran yang awalnya diarikan sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mencari permasalahan yang ada didalam penddikan beserta mencarikan suatu solusi yang cukup tepat untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam pendidikan tersebut. Sampai digunakan sebagai media komunikasi guru dengan siswa untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.

Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James D. Finn (1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi pendidikan. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi pendidikan menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan. Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah dan definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat adalah “pengajaran visual”.Di dalam perkembangan teknologi dalam pembelajaran digunakan untuk menciptakan kesantunan siswa. Di Amerika Serikat pertama kalinya teknologi pembelajaran berkembang. Dalam perkembangannya dapat ditinjau dari apa itu teknologi pembelajaran. Dengan membuat atau merumuskan suatu definisi tentang tekonolgi pembelajaran di mulai pada tahun - tahun terakhir. Selanjutnya perkembangan teknologi dapat disusun oleh para ahli secara rinci atau sistematis.

Awal berkembangnya teknologi pembelajaran yaitu pada tahun 1920. Pengajaran secara visual merupakan pembelajaran yang pertama kalinya pada tahun tersebut. Pengajaran visual dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan untuk memberikan suatu yang bersifat visualisasi terhadap siswa.

Perubahan dari tahun ke tahun sangatlah pesat, karena pada tahun berikutnya para ahli mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai metode yang digunakan dalam teknologi pembelajaran. Salah satunya,      metode ceramah yang merupakan metode utama dalam melakukan pembelajaran. Guru diharuskan untuk lebih aktif dalam memberikan suatu materi. Selanjutnya ada metode tanya jawab yang merupakan siswa diharuskan lebih aktif dibandingkan guru. Pada metode ini guru hanya sebagai fasilitator untuk menjawab pertanyaan dari siswa. Kemudian yang terakhir terdapat metode penugasan yang merupakan kumpulan soal yang diberikan guru kepada siswa. Pada metode tersebut guru memanfaatkan sebagai pengambilan nilai terhadap setiap siswa.

Di Yunani terdapat suatu golongan yang bernama Sofi. Golongan tersebut menyampaikan teknologi pembelajaran dengan berupaya agar masyarakat dapat memahami berbagai teknik dan cara dalam suatu pembelajaran yang ada disana. Selain itu dalam menyampaikan suatu bahan pembelajaran harus disampaikan secara singkat, padat, dan jelas. Setalah penyampaian bahan pembelajaran tersebut dilakukannya suatu perdebatan tentang pembelajaran yang terkait, maka itulah disebut sebagai kegiatan belajar.

Di Amerika Serikat sejarah teknologi berkembang dari museum sekolah. Pada waktu itu ada seseorang yang merubah suatu ruangan yang ada di sekolah menjadi ruangan yang dipenuhi untuk pameran visual. Yang di dalamnya terdapat gambar - gambar yang berkaitan dengan pelajaran. Selain gambar ada beberapa buku- buku pembelajaran yang dapat digunakan siswa hal itu tidak merubah guru sebagai sumber belajar. Tetapi hal tersebut bisa dinamakan sebagai media saja.

Tahun 1950 sampai dengan 1995 terdapat pembaharuan dalam teknologi pembelajaran salah satunya dengan adanya kemunculan komputer dalam pembelajaran. Pertama kalinya komputer digunakan dalam bidang pendidikan pada tahun 1980. Semua orang berusaha memanfaatkan komputer secara baik dan sistematis guna untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masyarakat umum sangat antusias dalam menggunakan alat yang dinamakan komputer. Pada awal tahun1983 penggunaan komputer yang dipakai untuk pembelajaran mencapai 40 persen dari beberapa sekolah dasar dan 75 persen dari beberapa sekolah menengah.

Banyak guru yang sangat menyukai adanya keberadaan komputer pada saat itu karena komputer dapat melakukan beberapa fungsi seperti mengetahui informasi tentang perubahan dalam sistem pendidikan pada tahun tersebut. Sangat berbeda pada tahun 1990an. Dimana komputer mempunyai dampak yang sangat besar terhadap pembelajaran di setiap sekolah. Salah satu dampak yang sering terjadi di kalangan masyarakat yaitu kurangnya interaksi sosial terhadap sesama individu. Karena dapat menyebabkan masyarakat menjadi kecanduan.

Pada saat ini sudah sangat banyak teknologi pembelajaran baru yang ada di Indonesia. Seperti: laptop, televisi, proyektor, dan sebagainya. Karena laptop merupakan sumber teknologi pembelajaran yang dapat dibawa kemana saja dan bersifat praktis tidak seperti komputer yang hanya berdiam di satu ruangan. Selain itu laptop juga harganya sangat terjangkau berbeda jauh dibandingkan dengan komputer. Sedangkan proyektor merupakan fasilitas di setiap penyampaian materi dan gunanya untuk mempermudah guru

Banyak teknologi yang bersifat menguntungkan terhadap setiap orang. Karena yang sifatnya membantu dan mempermudah dapat membuat setiap orang akan merasakan kepuasan tersendiri dalam pencarian ilmu ataupun informasi tersebut.

 

2)      Konsep Teknologi Pendidikan

Kensep teknologi pendidikan terus berkembang seiring dengan perkembangan tuntutan dunia pendidikan. Perubahan-perubahan konsep tersebut  tidak  terlepas  dari  perubahan  definisi  teknologi  pendidikan sejak tahun 1963 sampai terakhir tahun 2004, sebagai berikut: AECT mendefenisikan teknologi pendidikan sebagai komunikasi audio-visual. Pengertian  ini  telah  mendorong  upaya  peningkatan  kualitas pembelajaran karena telah menuntut pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal. Kemudian definisi teknologi pendidikan menurut Silber (1970) adalah “Teknologi pembelajaran adalah pengembangan (riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan- pasokan, pemanfaatan) komponen sistem pembelajaran (pesan, orang, bahan,  peralatan,  teknik  dan  latar)  serta  pengelolaan  usaha pengembangan   (organisasi  dan  personil)  secara  sistematik,  dengan tujuan   untuk   memecahkan  masalah  pendidikan”

Definisi AECT (1994) “Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan,   pemanfaatan,   pengelolaan,   serta   evaluasi    tentang proses dan sumber untuk  belajar.” Meski dirumuskan dalam kalimat yang lebih sederhana, definisi  ini  sesungguhnya mengandung makna yang dalam. Definisi ini berupaya semakin memperkokoh teknologi pembelajaran  sebagai  suatu  bidang  dan  profesi, yang  tentunya  perlu didukung oleh landasan teori dan praktek yang kokoh.  Definisi ini juga berusaha menyempurnakan wilayah atau kawasan bidang kegiatan dari teknologi pembelajaran. Di samping itu, definisi ini berusaha menekankan pentingnya proses dan produk. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam bidang pendidikan, psikologi dan komunikasi-informasi, teknologi pendidikan (TP) sebagai bidang ilmu juga semakin berkembang. Demikian pula dengan definisinya juga mengalami perbaikan. Hal itu juga tidak dapat dilepaskan dari evaluasi dan kritik terhadap definisi 1994. Kritik utama yang ditujukan  pada definisi  1994 adalah bahwa TP  tampak  terlalu berpendekatan sistem dalam mengembangkan pembelajaran dan itu terlalu membatasi mainstrem guru, administrator sekolah, peneliti dan juga para sarjana TP. Karenanya, definisi 1994 direvisi dengan definisi 2004  sebagaimana  dirumuskan  berikut  ini:  “Studi  dan  praktik  yang berlandaskan  etika   dalam  memfasilitasi   belajar  dan  meningkatkan kinerja  melalui  penciptaan,  penggunaan,  dan  pengelolaan  pelbagai proses dan sumber teknologi yang tepat”. Pada definisi yang terbaru ini, gagasan tentang etika mulai dimasukkan. Sebagaimana kritik terhadap  definisi 1994, mainstrem ilmuan, teknolog, dan praktisi  TP begitu  dibatasi  dalam pendekatan  sistem  yang memang demikianlah salah satu karakteristik teknologi, sehingga menyebabkan TP demikian tidak             luwes   dan   kehilangan   sisi   kemanusiaan   dalam   pelbagai domainnya. Karenanya, diharapkan landasan etika yang menjadi sumbangsih utama definisi terbaru ini bisa menanggulangi, meminjam istilah Prof. Dimayati, “keterbudakan teknologi” dalam pembelajaran.

Masih banyak terjadi kerancuan yang menganggap bahwa ciri utama teknologi pendidikan adalah adanya peralatan/sarana canggih dalam proses pendidikan. Teknologi pendidikan berbeda dengan “teknologi  dalam pendidikan”. Teknologi dalam pendidikan memang menuntut  adanya  sarana  (telepon,  faksimili,  komputer  dsb.)  dalam kegiatan lembaga pendidikan. Teknologi pendidikan tidak menuntut adanya  sarana  tersebut,  melainkan  menekankan  pada  adanya  proses untuk memperoleh nilai tambah. Gejala yang merupakan landasan ontologi  teknologi  pendidikan  adalah:  Adanya  sejumlah  besar  orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu  lembaga khusus, maupun yang dapat  diperoleh secara mandiri Adanya berbagai sumber baik yang telah tersedia maupun yang dapat  direkayasa,  tetapi  belum  dapat  dimanfaatkan  untuk  keperluan BelajarPerlu adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap  orang. Perlu adanya pengelolaan atas  kegiatan  khusus dalam   mengembangkan   dan   memanfaatkan   sumber   untuk   belajar tersebut secara efektif, efisien dan selaras. Usaha khusus yang terarah dan terencana bukan sekedar menambah apa yang kurang, menambal apa yang berlubang, dan menjahit apa yang sobek. Menurut Banathy dalam  Yusuf  Hadi  Miarso  bukan  hanya  “doing more of the same”, ataupun “doing it better of the same”, melainkan “doing it differently untuk menjamin hasil yang diharapkan.

Pada fase pra-industri,  sedangkan  industri itu  hanya  pekerjaan  tangan  di tingkat tukang, proses pembelajaran yang sangat bergantung pada hal-hal sederhana seperti batu tulis, buku tanduk, papan tulis, dan kapur. Itu terbatas buku teks tunggal dengan beberapa ilustrasi. teknologi pendidikan dianggap sinonim untuk bantu sederhana seperti grafik dan gambar. Tahun 1873 dapat dianggap sebagai tengara dalam sejarah awal teknologi pendidikan atau pendidikan audio visual. Sebuah pameran diadakan di Wina di tingkat internasional di mana sebuah sekolah Amerika memenangkan kekaguman dari para pendidik untuk pameran peta, grafik, buku pelajaran dan peralatan lainnya. Sejak tahun 1974, komputer yang menarik digunakan dalam pendidikan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan universitas.

Perubahan teknologi yang cepat di bidang pendidikan telah menciptakan cara- cara baru untuk mengajar dan belajar. perubahan teknologi juga memotivasi para guru untuk mengakses berbagai informasi dalam skala global melalui Internet, untuk meningkatkan pelajaran mereka serta untuk membuat mereka kompeten profesional di daerah mereka perhatian. Pada saat yang sama, siswa dapat memanfaatkan sumber daya yang luas dari Internet untuk memperkaya pengalaman belajar mereka untuk mengatasi dengan perubahan tren masyarakat. Sekarang hari siswa sebagai guru juga menghadiri seminar, konferensi, lokakarya di tingkat nasional dan internasional dengan menggunakan multimedia techno- sumber daya seperti PowerPoint dan bahkan mereka mengejar berbagai kursus penting dari pilihan mereka dalam mode jarak jauh melalui cara pembelajaran online.

Fasilitas pembelajaran online telah membuka jumlah tak terbatas pintu peluang bagi pelajar saat ini untuk membuat hidup mereka lebih bahagia dari sebelumnya. Perkembangan konsep teknologi pendidikan tersebut diawali dengan adanya alat peraga yang digunakan oleh tiap-tiap guru secara individual dalam rangka kegiatan pengajarannya. Para guru diharapkan menggunakan media yang tersedia sebagai bagian dari integral dan program belajar-mengajar. Perkembangan kemudian masih terbatas dalam lingkup pendidikan sekolah, namun  teknologi pendidikan tidak hanya berupa media, tapi juga berbagai strategi yang diperlukan agar siswa belajar aktif. Beberapa bentuk sistem pembelajaran yang berkembang di Indonesia di antaranya yaitu berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar  jarak  jauh  (Distance  Learning)  ke  seluruh  pelosok  di  Indonesia  serta munculnya penggunaan perangkat  teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan video.

Pemahaman konsep teknologi pendidikan terbagi menjadi tujuh bagian:

1. Teknologi pendidikan merupakan ilmu cara yang terbentuk dalam proses panjang untuk membangun system pendidikan, agar mampu mewujudkan terbentuknya manusia yang berkualitas.

2. Teknologi pendidikan dalam  system  aplikasinya  dilakukan  secara terpadu,dan melibatkan banyak komponen diantaranya adalah unsur manusianya, prosedur, ide, atau gagasan bahan dan peralatan serta organisasi pengelolaannya.

3. Teknologi    merupakan    sebuah    produk    pemikiran    untuk    mencari    jalan pengembangan,pendayagunaan semua sumberdaya yang ada, dalam rangka untuk memecahkan problem pendidikan,baik problem yang menyangkut kualitas, dan kualitas pendidikan yang muncul.

4. Teknologi pendidikan memakai pendekatan sistematis dalam rangka, menganalisa dan memecahkan masalah proses belajar.

5. Teknologi  pendidikan  merupakan  suatu  bidang  yang  berkepentingan  dengan mengembangkan  secara  sistematis  berbagai  macam  sumber belajar,termasuk didalamnya pengelolaan dan penggunaan sumber belajar.

6. Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang profesi yang terbentuk dengan adanya usaha terorganisasikan dalam mengembangkan teori, melaksanakan penelitian dan aplikasi praktis perluasan serta peningkatan sumber belajar.

7. Teknologi pendidikan beroperasi dalam sebuah bidang secara integratif   yaitu secara rasional berkembang dan berintegrasi dengan berbagai bidang pendidikan. Jadi, pemahaman konsep pendidikan adalah sebagai alat penunjang yang bisa mengembangkan teknologi agar mampu mewujudkan pemahaman teknologi yang signifikan.

 

3)      Prinsip – Prinsip Teknologi Pembelajaran

1)      Lingkungan kita senantiasa berubah. Perubahan itu ada yang direkayasa, ada yang dapat diperkirakan, namun sebagian besar tidak dapat kita ketahui sebelumnya.

2)      Jumlah penduduk semakin bertambah, meskipun dengan prosentase yang mengecil. Mereka semua perlu belajar, dan belajar itu berlangsung untuk seumur hidup dan di mana saja, darimana saja.

3)      Sumber-sumber semakin terbatas, karena itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin. Selain itu harus diciptakan sumber baru, dan didayagunakan sumber yang belum terpakai (idle).

4)      Adalah hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal mungkin, selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.

5)      Masyarakat berbudaya teknologi, yaitu bahwa teknologi merupakan bagian yang tertanam dan tumbuh dalam setiap masyarakat dengan kadar yang berbeda.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam teknologi pembelajaran adalah :

1.      Pendekatan isomeristik, yaitu yang menggabungkan berbagai kajian / bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik, dan lain-lain) ke dalam suatu kebulatan tersendiri.

2.      Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan persoalan.

3.      Pendekatan sinergestik, yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.

4.      Pendekatan sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh atau komprehensif.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa teknologi pembelajaran tidak hanya berkepentingan dengan masalah belajar pada persekolahan atau lembaga kependidikan dan latihan, melainkan juga masalah belajar pada organisasi termasuk keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan.Semua bentuk teknologi, termasuk teknologi pembelajaran, adalah sistem yang diciptakan manusia untuk sesuatu tujuan tertentu, yang pada intinya adalah mempermudah manusia dalam memperingan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga serta sumber daya yang ada. Pada hakikatnya, teknologi itu bebas nilai namun dalam penggunaannya sarat dengan aturan nilai dan estetika.

Teknologi agar dapat menghasilkan nilai tambah harus memenuhi tiga kriteria, yaitu :

1.    Mempunyai landasan teori untuk pengembangannya
2.    Mengandung cara khusus
3.    Dapat digunakan untuk mengatasi problem kongkret.

Dalam hal teknologi pembelajaran, problem kongkret yang dihadapi adalah masalah belajar pada manusia sebagai pribadi/individu. Karena setiap individu mempunyai cara/pola belajar yang berbeda-beda, yaitu :

1)      Pola belajar visual, yaitu lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui indra penglihatan .

2)      Pola belajar auditorial, yaitu lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui indra pendengaran.

3)      Pola belajar kinestetik, yaitu lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui sentuhan dan gerakan.

Cakupan dalam teknologi pembelajaran lebih kecil dan merupakan bagian dari suatu sistem pendidikan. Jika teknologi pendidikan sebagai suatu sistem kita ibaratkan sebagai tubuh kita, maka teknologi pembelajaran sebagai sub sistem dapat kita ibaratkan sebagai anggota tubuh dan organ-organ yang ada di dalamnya. Apabila salah satu sub sistem mengalami gangguan maka sub sistem yang lainpun akan mengalami gangguan pula sebagai dampak dari terganggunya salah satu sub sistem tadi. Yang pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya sistem sehingga tidak dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pembelajaran secara konseptual mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan organisasi belajar dalam bentuk :

1.      Pengetahuan tentang pemecahan masalah belajar baik pada perorangan maupun pada keseluruhan organisasi.

2.      Penyediaan tenaga kerja profesi (praktisi maupun akademisi) yang mampu mengintervensi organisasi agar dapat dan mau belajar.

3.      Aneka sumber belajar yang sengaja dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi.

4.      Sistem informasi yang diperlukan agar organisasi dapat memperoleh akses atas informasi yang terbaru secara tepat.

4)      Prosedur Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan dilapangan, dengan kata lain adalah kebutuhan belajar. Penerapan teknololgi pendidikan dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar lebih efektif, efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat dan lebih bermakna bagi kehidupan orang yang belajar.

Ditinjau dari pengertian teknologi secara umum dalam aplikasi pendidikan adalah proses yang dapat meningkatkan nilai tambah produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja stuktur, yang dimana proses dan produk tersebut dikembangkan dan digunakan, dengan kata lain semua bentuk teknologi adalah sistem yang diciptakan oleh manusia untuk maksud dan tujuan tertentu yang pada intinya mempermudah manusia dalam meringankan usahanya, meningkatkan hasilnya, dan menghemat tenaga dan sumber daya yang ada.

 

 

Prosedur-prosedur dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan antara lain:

1.       Analisis Kebutuhan 

Pada tahap awal ini dilakukan identifikasi dan karakteristik awal anak yang akan di awali berdasarkan tahap usia dan jiwa perkembangan, analis terhadap lingkungan yang dimana kegiatan akan dilaksanakan berdasarkan setting pendidikan formal serta mengidentifikasi SDM dan aneka sumber belajar yang tersedia.

2.       Analisis Ketrampilan 

Pada tahap ini akan di analisis jenis kemampuan atau ketrampilan apa saja yang akan di berikan sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini berdasarkan pada sejumlah potensi bawaan anak yang akan di kembangkan, yang berhubungan dengan perkembangan emosional, kognitif, motorik dan spiritual.

3.      Menulis Tujuan

Menuangkan hasil analisis pada tahap kedua kedalam rencana kegiatan agar mudah di aplikasikan.. Menuliskan tujuan didasarkan atas kompetisi yang bersifat umum sampai kepada hal-hal yang bersifat khusus yang merupakan indikator belajar.

4.      Desain Pembelajaran

Kegiatan pada tahap ini berupa penentuan strategi atau pola kegiatan yang akan dilaksanakan. Misalnya  yaitu model pembelajaran sastra dengan pengolaan kelas yang bersifat ”moving class” dan metode apa yang akan digunakan, dll.

5.      Pengembangan Kelas

Dalam pengembangan bahan ada yang perlu kita perhatikan yaitu minat, kebutuhan anak dan ketersediaan media yang dibutuhkan.

6.      Pelaksanaan

Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

7.      Evaluasi

Kegiatan evaluasi harus berorientasi pada tujuan yang akan dicapai dan mengunakan alat atau prosedur yang tepat seperti penilaian hasil belajar melalui protofolio. Sehingga dengan ditawarkannya beberapa tahapan-tahapan dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan akan dapat memudahkan seseorang tenaga pendidik untuk bisa dijadikan dasar sebagai pendorong dan dapat pula dikembangkan, sehingga lebih sesuai dengan harapan.

 

Penutup

            Kesimpulan

Gerakan untuk mengembangkan teknologi pendidikan dimotori oleh James D. Finn (1915-1969). Finn berkontribusi besar dalam perkembangan Teknologi pendidikan. Besarnya kontribusi Finn pada perkembangan teknologi pendidikan menjadikan Finn dijuluki sebagai Bapak Teknologi Pendidikan. Menurut Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah dan definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat adalah “pengajaran visual”.Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia boleh dikatakan mengikuti perkembangan yang ada di Amerika Serikat. Seperti halnya yang terjadi di AS, perkembangan tersebut dapat dikatakan dimulai dengan digunakannya media atau alat peraga untuk menunjang kegiatan pengajaran.Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu: pendekatan sistem, berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan sumber belajar.Prosedur-prosedur dalam mengaplikasikan teknologi pendidikan antara lain, Analisis Kebutuhan , Analisis Ketrampilan , Menulis Tujuan, Desain Pembelajaran, Pengembangan Kelas, Pelaksanaan, Evaluasi

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Endang Switri. Teknologi dan Media Pendidikan Dalam Pembelajaran. (Qiara Media 2019)


http://rezamaulana14.blogspot.com/2014/08/perkembangan-historis-konsep-prinsip.html

Ishak Riwu Rohi, landasan Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, 13 Maret 2020, https://www.scholae.co/web/read/2695/landasan.teknologi.pendidikan.dan.pembelajaran

Miarso, Y. H. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Bumi Aksara. 2004).

Prawiradilaga, D. S. (2016). Mozaik Teknologi Pendiidikan: E-Learning. Kencana.

Putra, I. E. (2014). Teknologi media pemblajaran sejarah melalui pemanfaatan multimedia animasi interaktif. Jurnal TeknoIf, 1(2)

Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bum Aksara.



PERKEMBANGAN HISTORIS, KONSEP, PRINSIP DAN PROSEDUR TEKNOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN

PERKEMBANGAN HISTORIS, KONSEP, PRINSIP DAN PROSEDUR TEKNOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN Progam Studi Pendidikan Agama Kristen    IAKN Tar...